Banyak
orang berfikir bahwa belajar Silat itu hanya untuk berkelahi atau untuk melatih
kekuatan badan. memang benar, secara jasmani belajar silat itu dapat membantu
menyehatkan badan dan juga dapat digunakan untuk self defence (membela diri)
apabila memang diperlukan.Tetapi, dalam pengertian yang lebih mendalam,
belajar silat bukan hanya untuk melatih otot atau mungkin untuk perkelahian,
tetapi lebih melatih kepada pembentukan karakter, rasa/perasaan/kepekaan serta
pola pikir kita, dimana kita dituntut untuk dapat mengaplikasikan setiap
pelajaran yang kita dapat didalam kehidupan kita sehari-hari.
Berlatih Silat itu bagi yang sudah paham adalah lebih mengedepankan akal dari pada otot,
dimana kita memaksimalkan kerja otak kita yang dibackup dengan kondisi fisik
kita yang prima, bukan sebaliknya. kekuatan fisik dari pada berlatih Silat
hanyalah sebagai penunjang bagi kinerja otak kita agar dapat berfikir lebih
baik dan rasional, serta untuk melatih rasa/perasaan/kepekaan kita, melatih
kita agar lebih peka terhadap keadaan sekitar, terhadap apa yang kita lihat dan
kita alami. hingga pada puncaknya kita dapat menjadi manusia yang berBudi Luhur
serta bermanfaat bagi sekitar.
Selain
dari pada kemampuan beladiri, seni, dan olahraga, dalam prinsip-prinsip Silat,
jika kita mau melihat secara utuh, terdapat banyak sekali ilmu, seperti
layaknya perguruan tinggi. Ilmu Fisika, Biologi, Biomekanik, Psikologi, Ekonomi, Manajemen, Akuntansi, Bahasa, Antropologi, Sosiologi, Komunikasi, Kepemimpinan, Ontologi dan lain-lain yang semua terbungkus dalam rangkaian Filosofi Silat.
Sebagai
contoh hubungan antara Silat dan Kepemimpinan
(Pemaksimalan
kinerja otak & rasa/kepekaan yang ditunjang dengan fisik yang prima)
Contoh
1:
Dalam
pembentukan seorang pemimpin yang sejati, sering kita menemukan kata bahwa
kemampuan menjadi pemimpin diri sendiri adalah syarat seorang pemimpin. Sun Tzu
yang bukunya telah ribuan tahun dan dipakai sampai sekarang mengatakan:
" Knowing
others is intelligence, but knowing yourself is true wisdom. Mastering others
is a strength, but mastering yourself is a true power."
Dalam
filosofi silat, sering kita temui kata salah satu tujuan berSilat adalah
"AJI DIRI" (be the master of oneself atau jadi penguasa bagi diri
sendiri karena kenalnya kita akan diri kita)
Silat Minang ada yang mengatakan bahwa Silek adalah plesetan dari suluk atau jalan
untuk mengenal eksistensi Tuhan melalui pemahaman terhadap diri sendiri.
Sederhananya, Silat mengajarkan kita untuk menjadi Pemimpin terhadap diri kita sendiri. Dan
ini ada cikal bakal menjadi pemimpin
Contoh
2:
Dimanapun
buku mengenai kepemimpinan selalu mengedepankan mental yang kuat. Dapat menjadi
inspirator dan tidak patah atau kalah ketika harus bergerak mundur. Kita bisa
temukan dalam Silat juga teori teori ini Yang paling gampang mungkin dari salah
satu Silat di DIY:
"Padha wanine, oja nganti kalah, syukur nek menang"
Ini
adalah Filsafat yang merefleksikan secara sekaligus kemantapan dan keyakinan
pada diri sendiri, usaha yang optimal dan sekaligus keikhlasan menerima hasil
sebagai bagian dari proses pendewasaan.
Tulisan
ini gak begitu indah memang. Tapi seperti kata almarhum Pak Dirdjo, pendiri
Perisai Diri.
" Silat yang ampuh, biasanya gerakannya sangat jelek."
Mengenai
beladiri import. Ada cerita seorang Grand master Karate berkata pada Presiden
Soekarno setelah melihat Gubes Mustika Kwitang bermain golok: Kalau Indonesia
punya Silat yang hebat seperti itu, Indonesia tidak perlu belajar Karate dari orang
Jepang.
Belajar
Silat bukanlah untuk menjatuhkan lawan,
Belajar Silat bukanlah untuk melukai lawan,
Tetapi
belajar Silat adalah untuk memperbanyak kawan.
Gunakan
akalmu karena engkau telah dikaruniai akal oleh Sang Pencipta,
Gunakan
Hatimu, agar engkau menjadi lebih berarti.
Gunakan
akal dan hatimu agar engkau menjadi manusia sejati.
Seorang
kesatria bukanlah orang yang dapat menjatuhkan lawannya, tetapi adalah orang
yang mampu mengalahkan dirinya sendiri, karena Jihad yang paling utama adalah
jihad seseorang melawan hawa nafsunya.
Tulisan Lepas oleh
Mas Gusti Ahmad Maulana ( AMI )
No comments:
Post a Comment